Menghadapi anak keras kepala atau suka melawan tentu tidak mudah untuk setiap orangtua. Misalnya saja, anak malas mandi, tak mau makan, atau kabur dari kebiasaan tidur siang. Tidak sedikit orang tua yang meluapkan emosinya dengan marah-marah dan menyerah dengan sikap tantrum si kecil.
Padahal, cara paling ampuh untuk menghadapi anak keras kepala bukanlah dengan marah-marah atau membentak anak, tetapi justru dengan memberikan perhatian secara penuh. Bagaimana caranya? Baca terus ulasan berikut ini, ya!
Kenali penyebab anak keras kepala dan suka melawan
Dilansir dari Psychology Today, sikap keras kepala adalah bentuk penolakan terhadap sesuatu yang bertentangan dengan kemauannya. Anak yang keras kepala, entah itu anak perempuan atau laki-laki, cenderung menjadi sangat sensitif dan tidak dapat dibujuk oleh orang-orang di sekitarnya. Ini karena mereka ingin permintaannya segera terpenuhi.
Saat anak berubah menjadi keras kepala dan suka melawan, bisa jadi perilaku tersebut diakibatkan karena mereka melihat contoh yang sama. Oleh karena itu, sebaiknya hati-hati jika bersikap di depan si kecil, karena anak-anak sangat mudah meniru orang di sekitarnya.
Selain itu, anak yang keras kepala cenderung mencari perhatian dari orang lain. Kondisi ini sama halnya dengan anak tantrum tapi pada anak yang keras kepala lebih sering membuat ulah demi mendapatkan perhatian.
Tak perlu marah-marah, kunci utamanya kesabaran
Salah satu cara untuk menghadapi anak keras kepala adalah menanggapi luapan emosinya. Ini bukan berarti Anda menyerah dengan setiap permintaan si kecil, tetapi justru bersikap tegas sekaligus menunjukkan kasih sayang terhadapnya.
Nah, cara efektif menghadapi anak keras kepala dan suka melawan tanpa harus marah-marah adalah sebagai berikut:
1. Dengarkan kemauan si kecil
Komunikasi dengan anak adalah hal terpenting dalam menghadapi sikap keras kepalanya. Komunikasi ini tentu harus dua arah. Jika Anda ingin si kecil mendengarkan Anda, maka Anda pun harus mau mendengarkannya terlebih dahulu. Sebab, anak keras kepala cenderung memiliki pendapat yang kuat dan senang berdebat demi keinginannya terpenuhi.
Anak bisa berubah menjadi keras kepala bila mereka merasa tak lagi didengar pendapatnya oleh orang lain. Jadi, cobalah dekati si kecil dan dengarkan apa yang ia mau. Hal ini akan membuatnya merasa penting dan menjadi lebih tenang tanpa melawan.
2. Hindari memaksa anak
Ketika Anda cenderung memaksa anak untuk melakukan sesuatu, biasanya si kecil akan memberontak dan melakukan apa yang seharusnya tidak mereka lakukan. Hal ini termasuk dalam bentuk pertentangan, salah satu ciri umum dari anak keras kepala.
Ambil contoh, Anda memaksa anak Anda yang berusia enam tahun untuk berhenti menonton TV dan beranjak tidur. Hal ini sebenarnya tidak akan membantu, malah akan memicu perlawanan dari si kecil.
Sebaliknya, saat Anda menunjukkan perhatian Anda dengan apa yang anak tonton, maka si kecil akan memberikan respon tertentu dan lebih merasa nyaman. Si kecil akan merasa bahwa orangtuanya sedang memberikannya perhatian. Menurut Susan Stiffelman dalam bukunya yang berjudul Parenting Without Power Struggles, membangun hubungan dengan anak keras kepala dapat meluluhkan hati si kecil sehingga menjadi lebih penurut.
3. Berikan si kecil pilihan
Pada dasarnya, anak-anak memiliki jalan pikirannya sendiri dan tidak suka diberi tahu tentang apa yang harus dilakukan.
Ambil contoh, Anda menyuruh si kecil untuk tidur saat ia sedang asyik menonton TV. Jawaban yang mungkin Anda dengar adalah kata “tidak”. Ini sama halnya bila Anda memberikan mainan yang tak disukai oleh si kecil, maka jawabannya mungkin akan sama.
Untuk menghadapi anak keras kepala ini, gunakan trik-trik khusus dengan memberikannya pilihan. Misalnya, saat Anda menginginkan si kecil tidur dan melepaskannya dari TV, coba berikan si kecil pilihan buku cerita mana yang akan ia pilih untuk didongengkan sebelum tidur.
Alihkan perhatian si kecil dengan cerita menarik si kancil atau timun mas yang bisa ia pilih. Kalau si kecil masih menolak, tetaplah bersikap tenang sembari mengulangi hal yang sama sebanyak mungkin.
Namun ingat, Anda harus tetap tenang dan tidak menunjukkan emosi. Lama kelamaan, si kecil akan menyerah dan mengikuti kemauan Anda.