4. Hadapi dengan tenang
Kunci utama menghadapi anak keras kepala adalah bersikap tenang dan sabar. Jika Anda cenderung marah-marah atau membentak, sikap Anda justru akan memperburuk keadaan dan malah membuat si kecil semakin melawan.
Lakukan berbagai kegiatan yang dapat membantu Anda menjadi lebih tenang, seperti meditasi, olahraga, mendengarkan musik, atau aktivitas lainnya yang bisa meningkatkan suasana hati Anda. Bila Anda suka menyetel musik di rumah, hal ini juga bisa memengaruhi suasana hati si kecil untuk lebih tenang dan jauh dari tantrum.
5. Pahami kemauan si kecil
Kalau Anda ingin anak-anak menghormati orangtuanya, maka Anda juga harus bisa memahami kemauan si kecil. Perhatikan perasaan si kecil dan dengarkan ide-ide brilian yang ia punya. Sebisa mungkin, biarkan anak Anda mengeksplor dunianya. Tetapi ingat, tetap awasi semua kegiatan si kecil.
Menurut Betsy Brown Braun yang merupakan seorang penulis You’re Not The Boss Of Me, anak akan melihat dan mengikuti apa yang ia lihat. Karena itulah, katakan apa yang Anda inginkan kepada si kecil dan ajak ia melakukannya bersama Anda.
Misalnya saja, Anda ingin si kecil rajin menggosok gigi setelah makan. Nah, Anda perlu melakukan hal yang sama, yaitu segera pergi ke kamar mandi untuk menggosok gigi setelah makan.
6. Ajak si kecil bekerja sama
Ketimbang menyuruh-nyuruh si kecil untuk melakukan suatu hal, alangkah lebih baik jika Anda mengajak si kecil untuk bekerja sama.
Gunakan kata-kata, “ayo kita lakukan bersama,” atau “bagaimana kalau kita mencobanya bersama-sama?” daripada kalimat yang terkesan menyuruh. Jadi, berusahalah untuk menjadi teman anak agar mereka merasa nyaman.
7. Ajak si kecil berdiskusi
Terkadang, Anda perlu melakukan negosiasi atau tawar-menawar dengan si kecil. Sebab, hal ini menunjukkan bahwa Anda tidak serta merta menolak permintaan si kecil, tetapi memberikan pertimbangan yang akan melatihnya mengambil keputusan yang baik.
Ambil contoh, anak Anda tetap tak mau tidur meski sudah Anda minta dengan baik-baik. Nah, cara yang tepat bukanlah dengan memaksanya untuk segera tidur, tetapi dengan memberikan pertimbangan.
Tanyakan padanya kapan ia mulai ingin tidur dan tanyakan apa alasannya. Setelah itu, Anda bisa mengajaknya berdiskusi dan menentukan jam tidur yang cocok untuk Anda dan si kecil.
8. Ciptakan lingkungan yang menyenangkan di rumah
Anak-anak adalah pembelajar yang baik. Mereka belajar melalui apa yang mereka lihat dan alami setiap hari. Jika mereka sering melihat orangtuanya bertengkar, maka mereka kemungkinan akan menirunya saat beranjak dewasa.
Menurut sebuah penelitian, orangtua yang bertengkar dapat memicu sikap minder dan agresif pada anak-anak. Karena itu, ciptakan lingkungan yang menyenangkan di dalam rumah agar si kecil merasa lebih tenang dan nyaman.
Ketenangan di dalam rumah juga dapat membuat suasana hati anak menjadi lebih stabil sehingga mengurangi sikap keras kepala pada anak.
9. Pahami cara berpikir anak
Untuk menghadapi anak keras kepala, cobalah untuk memahami sudut pandang dan cara berpikir si kecil. Apakah Anda tahu apa yang anak rasakan? Apakah si kecil sedang stres, takut, atau sedih?
Semakin banyak Anda mengenal anak Anda, maka semakin baik pula cara Anda menghadapi si kecil. Misalnya, bila si kecil tidak mau mengerjakan pekerjaan rumahnya, jangan langsung membentak dan memarahi anak.
Sebab, anak mungkin menemukan kesulitan untuk menyelesaikan tugasnya. Alhasil, si kecil akan menjadi uring-uringan dan semakin enggan mengerjakan tugasnya.
Ketimbang marah-marah, bantulah si kecil menyelesaikan tugasnya bersama Anda. Selipkan waktu istirahat selama 1 sampai 2 menit agar si kecil tidak terlalu stres dalam mengerjakan tugas.
10. Ajarkan anak agar berperilaku baik
Jangan sesekali mencubit atau memperlakukan anak keras kepala dengan cara yang kasar. Sebab kembali lagi, hal ini akan diserap dalam ingatannya dan mungkin saja akan dilakukannya di masa depan.
Oleh karena itu, tunjukkan perilaku baik di depan si kecil agar ia ikut bersikap baik kepada Anda. Berikan pujian-pujian saat si kecil berhasil menyelesaikan perintah Anda dengan baik.
Contohnya, buatlah grafik dan tempelkan satu bintang di atasnya ketika si kecil berhasil menyelesaikan tugas. Selain itu, Anda juga bisa memberikannya hadiah tertentu untuk memperkuat perilaku positif si kecil.
Sekeras apapun sikap anak, percayalah bahwa Anda mampu mengatasinya dengan sikap tenang. Dengan demikian, anak keras kepala Anda kelak berubah menjadi anak yang lebih disiplin dan penurut.