Atta, 2 tahun, mudah sekali akrab dengan orang-orang baru. Ia tidak ragu digendong oleh teman-teman ibunya. Ketika diajak ke taman, ia juga mudah akrab dengan anak-anak seusianya. Waktu itu, hari sedang hujan deras, ibunya tak bisa mengajak Atta pergi ke taman. Lalu, ia pun tampak kesal dan marah. Normalkah?
Anak-anak seusia Atta memang sangat cepat menyesuaikan diri dengan orang atau lingkungan sekitar. Tentu saja ini menjadi perkembangan positif. Akan tetapi, bukan berarti semakin banyak anak bersosialisasi dan berpartisipasi dengan lingkungan, semakin baik pula kemampuan sosialnya. Bisa jadi ada kecenderungan sendiri mengapa selama ini anak-anak terlihat mudah akrab.
Anak-anak yang terlalu sering berkumpul dengan teman-temannya biasanya menghindari kesendirian. Mungkin agak terlalu dini memperkirakan hal tersebut. Akan tetapi, anak-anak yang selalu ingin punya teman dan tidak ingin sendiri bisa tumbuh menjadi anak yang kurang memiliki kemantapan hati. Ia cenderung mudah dipengaruhi dan dikuasai orang lain.
Seperti Atta, anak-anak lain yang mudah lebur dengan lingkungan menjadi “radar” tersendiri bagi orangtua. Mestinya, orangtua harus lebih waspada. Anak-anak yang sangat mudah bersosialisasi biasanya mengabaikan satu hal yang penting, yaitu kemandirian. Ia selalu membutuhkan dukungan lingkungan sebelum memutuskan sesuatu. Kelak, anak justru akan berkembang menjadi anak yang bergantung dengan lingkungannya atau mudah tepengaruh.
Untuk mendukung perkembangan si kecil sebaiknya seimbangkan antara main bersama dengan main sendiri. Terkadang, anak memang butuh diajak bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya. Di sisi lain, untuk menanamkan kemandirian si kecil, mereka juga harus diberi waktu untuk bermain sendiri di rumah. Porsi antara keduanya harus pas. Dengan begitu, kemampuan sosialisasinya bisa bagus dan anak pun tetap bisa mandiri tanpa harus selalu bergantung dengan lingkungan.
Dalam mengasuh anak, mungkin ada sesuatu yang kelihatannya baik. Akan tetapi, hal baik jika berlebihan tetap saja akan berujung pada sesuatu yang buruk. Sama seperti ketika melihat anak mudah akrab dengan orang lain. Jangan hanya merasa senang. Orangtua jelas harus waspada. Apalagi jika anak terlalu dekat dengan orang-orang yang tidak kita kenal dengan baik, jadi tidak perlu selalu memaksa anak untuk bisa akrab dengan orang atau anak lain.