Saat sudah bisa bicara dan berpikir dengan logis, anak akan lebih menantang. Mereka sudah bisa menolak untuk melakukan sesuatu. Ada masanya dimana para balita selalu mengatakan tidak untuk semua hal. Tenang, itu hal wajar, Ma. Sudah jadi tugas orangtua untuk mengarahkannya agar tidak keluar jalur.
Dari seluruh hal yang diminta lakukan anak balita, ada 7 hal yang mereka biasanya tolak mentah-mentah. Entah apa masalahnya, mereka seringnya berkata tidak untuk hal-hal ini.
- Cuci Tangan
Ada beberapa anak yang tidak suka dengan beberapa tekstur, seperti tidak suka air contohnya. Oleh karena itu, mereka akan langsung berkata tidak saat diminta cuci tangan.
Padahal tangan mereka sudah kotor dan lengket. Saat disuruh cuci tangan, akan ada seribu alasan untuk menolaknya. Kadang, Mama menyerah berdebat dengan si Kecil dan membiarkan mereka tidak cuci tangan.
Namun jika ini jadi kebiasaan, akan membahayakan mereka beserta isi rumah. Ajak mereka cuci tangan dengan bernyanyi atau gunakan sabun lucu untuk mengurangi keengganan mereka mencuci tangan.
- Menghabiskan Makan
Tantangan lain saat memiliki balita adalah cara mereka menghabiskan makanannya. Seringnya, mereka akan menolak saat disuruh menghabiskan makanan. Alasan yang paling umum adalah, mereka sudah merasa kenyang.
Mereka akan dengan mudah mengatakan tidak saat disuruh menghabiskan makanan mereka. Padahal, saat makanan mereka diambil, segera si Kecil akan meminta makanan yang lain.
- Tidur Malam
Saat memiliki balita, waktu tidur selalu jadi tantangan sendiri. Mereka akan dengan semangat berkata tidak mau tidur, padahal mata sudah merah dan gerakan sudah lemah.
Rasanya tidak rela jika harus memejamkan mata padahal mereka masih ingin main. Tak jarang penolakan mereka tak hanya berkata tidak saja, tapi dibarengi ngambek, menangis dan kabur dari kamar tidur.
Salah satu cara ampuh membuat mereka mau tidur adalah dengan menguras tenaganya. Saat sore, biarkan mereka bergerak terus sampai lelah. Sehingga saat malam, mereka sudah lelah dan mudah diajak tidur.
- Tidur Siang
Jika tidur malam sudah sulit, maka ada yang lebih sulit lagi yaitu mengajak anak balita tidur siang. Mereka akan dengan tegas berkata tidak ingin tidur siang.
Umur balita masih butuh tidur siang. Namun sulit sekali mengajak mereka tidur siang. Seringkali, mereka baru tertidur saat sore hari. Alhasil, mereka baru akan mengantuk menjelang tengah malam.
Hal ini bisa disiasati dengan membangunkan mereka di pagi hari dan buatlah sibuk sepanjang hari. Sehingga saat siang, mereka sudah terkuras tenaganya dan mudah diajak tidur siang.
- Berhenti Berlari
Memang, mereka sudah bisa berjalan dengan baik dan benar. Namun kemampuan mereka untuk menyeimbangkan badan dan menjaga keselamatan diri sendiri masih rendah.
Balita paling kesal jika dilarang lari. Karena tenaga berlebihan mereka, berlari sebagai pusat kebahagiaan dan kebebasan para balita.
Padahal, sangat bahaya membiarkan mereka berlarian ke sana-sini. Terlebih jika sedang berada di mall atau di jalan umum yang banyak kendaraan berlalu-lalang.
Berikan kegiatan alternatif pengganti lari. Mama bisa menyuruh mereka melompat dan sejenisnya. Sehingga mereka lupa dengan larangan berlari.
- Berdiam Diri
Di umur ini, balita sering mengetes kemampuan mereka. Termasuk mengetes kemampuan fisik mereka. Jangan heran jika mereka senang mendorong siapa saja di mana saja.
Bisa jadi itu cara mereka mengusir hal-hal yang mereka tak suka. Bisa juga sebagai wadah belajar mereka untuk menguji ketahanan fisiknya.
Sehingga, saat Mama melarang si Kecil agar tidak mendorong-dorong, maka jawaban yang diberikan adalah, “tidak!”
Balita belum mengetahui bahwa hal ini salah. Serta, kalaupun memberi tahu mereka bahwa ini salah, akan butuh waktu. Dibutuhkan berpuluh kali pengertian mengenai mendorong orang lain adalah hal yang tidak baik dan tidak boleh dilakukan sembarang waktu.
- Dibatasi screen time
Semakin besar, semakin mengerti betapa gadget adalah hal yang sangat menarik baginya. Maka saat Mama membatasi screen time si Kecil, ia akan menolaknya mentah-mentah.
Akan ada perlawanan, penolakan, dan sejenisnya yang berakhir dengan uraian air mata beserta teriakan tidak terima. Tak apa, mereka perlu belajar mengenai disiplin dan rasa kecewa.
Meski menantang, namun mendapati begitu banyak perkembangan yang telah dialami si Kecil akan menghilangkan rasa frustasi akan penolakan terus-menerus dari mereka. Perbanyak kesabaran, karena mereka juga sedang belajar.