Dilema Ajak Anak Saat Bekerja di Kantor

Dilema Ajak Anak Saat Bekerja di Kantor

Sejak lama perdebatan antara working mom vs stay-at-home mom menjadi perbincangan di antara kaum ibu. Tanpa memihak siapapun, saya yakin tak ada seorang pun ibu yang ingin ketinggalan perkembangan anak-anaknya sekaligus ingin dapat mengembangkan dirinya sendiri.

Di Indonesia, pilihan menjadi working-mom menjadi dilema tersendiri, khususnya untuk ibu dan ayah yang bekerja. Sebagai konsekuensinya, anak-anak harus dititipkan ke day care, bersama asisten rumah tangga atau saudara yang dapat menjaga mereka saat orangtua bekerja di luar rumah. 

Sebuah perusahaan software asal Philadelphia menyadari betul dilema ini, khususnya bagi kaum ibu. Wildbit, nama perusahaan ini, telah berdiri sejak 11 tahun yang lalu dengan 22 orang karyawan, yang mana 17 orang di antaranya telah memiliki anak. Dalam rangka peringatan berdirinya perusahaan ini, Wildbit pun membuat sebuah kebijakan baru dengan menyediakan sebuah ruang bermain untuk anak-anak di dalam kantor barunya.

“Kami sudah seperti keluarga. Anak-anak kami pun bermain bersama,” ujar Nagele seperti yang dilansir dari fastcompany.com. “Kami memiliki jam ketat yaitu 40 jam kerja per minggu.” Meskipun begitu Nagele menyadari waktu yang fleksibel bagi orangtua yang bekerja sangatlah penting. Hal ini ternyata berdampak baik pada perusahaan mereka karena para karyawan yang telah memiliki anak mengaku lega dan bahagia dengan peraturan yang memudahkan mereka untuk menjemput anak-anak dari sekolah atau jika sang anak sakit.

Tak hanya Wildbit, PicMonkey, website editing foto ini pun memiliki kebijakan yang sama untuk 20 orang karyawan perempuannya yang telah memiliki anak. Jonathan Sposato, cofounder dan CEO PicMonkey berusaha menciptakan kantor yang nyaman dan family-friendly. Anak-anak pun diperbolehkan datang ke kantor selama jam kerja. “Saya mulai berpikir banyak tentang apa yang selama ini kita kerjakan: mengapa kita bekerja? Apa gunanya melakukan semuanya jika harus mengorbankan waktu bersama keluarga?”

Isu working mom vs stay-at-home mom telah menjadi isu klasik dalam kehidupan wanita. Jika selama ini sebagian orang hanya berdebat tanpa memberikan solusi nyata, perusahaan-perusahaan ini mampu berpikir terbuka dan berkontribusi untuk meringankan beban para ibu. Apalagi kini dengan adanya jaringan internet, bekerja bisa dilakukan dengan lebih fleksibel dengan menembus batas ruang dan waktu. Bagaimana pendapat Anda, Moms, tentang kebijakan perusahaan-perusahaan ini?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.