Tahukah Bunda kalau stres ternyata termasuk reaksi wajar? Stres timbul dalam diri seseorang saat ia mengalami perubahan; fisik, mental, dan emosional. Stres bisa berakibat positif dan negatif.
Dalam porsi wajar, stres bisa berakibat baik karena dapat memberikan motivasi agar lebih produktif, berusaha lebih keras, bahkan sampai membuat perubahan positif dalam diri. Tapi, seringkali yang terjadi adalah stres berdampak negatif karena bersinggungan dengan kesehatan dan memengaruhi hidup seseorang secara keseluruhan.
Stres tidak mengenal usia. Mulai dari anak, orang dewasa, hingga lanjut usia pun dapat terkena stres. Wah, rasanya baru dengar, ya, soal stres pada Si Kecil? Kira-kira apa yang bisa membuat Si Kecil stres? Toh, rasanya persoalan yang dihadapinya tidak sekompleks masalah yang dihadapi orang dewasa.
Jangan salah, Bunda. Walau terlihatnya bobot masalah Si Kecil ringan tetapi dirinya belum memiliki banyak pengalaman dan kiat dalam mengelola stres yang dihadapi. Berbeda dengan orang dewasa. Mental emosionalnya pun masih belum matang. Oleh karenanya, persoalan yang dihadapi tidak dapat disamakan dengan orang dewasa.
Stresor adalah stimulus atau peristiwa yang bisa mencetuskan respons stres. Stresor yang dialami di usia Si Kecil dapat berasal dari permasalahan keluarga (perceraian atau pertengkaran orangtua, krisis keuangan, kematian anggota keluarga), masalah di sekolah (prestasi, nilai, pertemanan), penyakit, trauma mental, menghadapi lingkungan yang baru, menghadapi pubertas, dan lain-lain.
Seringkali Si Kecil tidak menyadari kalau dirinya sedang dilanda stres. Oleh karena itu, Bunda harus bisa mengenali tanda-tanda stres pada Si Kecil, agar bisa membantunya mengatasi stres tersebut. Gejala stres pada Si Kecil bisa berupa:
- Hilang nafsu makan atau perubahan pola makan
- Sakit kepala
- Mengompol
- Mimpi buruk atau gangguan tidur lainnya
- Nyeri perut
- Sering merasa cemas berlebihan, tidak dapat rileks
- Muncul ketakutan baru, seperti takut gelap, takut sendirian, takut bertemu orang asing, dan sebagainya
- Ingin menempel terus kepada orangtua
- Sulit mengontrol emosi
- Perilaku menjadi lebih agresif
- Menarik diri dari lingkungan
Apa yang bisa orangtua lakukan untuk meredakan stres?
- Bentuk lingkungan keluarga yang hangat, penuh rasa sayang, dan dapat diandalkan oleh Si Kecil.
- Luangkan waktu bagi Si Kecil setiap hari, misalnya dengan membacakan dongeng sebelum tidur atau dengarkan ceritanya saat ia sedang mencurahkan isi hati.
- Biasakan untuk berbicara dari hati ke hati dengan Si Kecil. Dengan begitu, ia tidak akan ragu untuk mengekspresikan perasaan dan ketidaknyamanannya kepada Bunda.
- Jadilah pendengar yang baik, hindari mengkritik atau mengambil kesimpulan terlalu cepat.
- Ajarkan Si Kecil untuk tidak ragu bertanya.
- Tumbuhkanlah rasa percaya diri pada dengan memberi kasih sayang dan semangat.
- Bimbing Si Kecil dalam menentukan berbagai pilihan dalam hidup, namun jangan mendikte semua tingkah lakunya.
- Ajak Si Kecil untuk aktif berolahraga bersama.
- Cari bantuan dari tenaga medis profesional (psikolog atau psikiater anak) jika Bunda merasa tidak mampu menanganinya sendiri.
Ingat, Bunda, perhatian dan kasih sayang keluarga akan membantu Si Kecil terhindar dari stres. Terus beri dukungan serta bimbingan untuk Si Kecil agar ia tumbuh kuat dan dapat menikmati masa anak-anaknya dengan gembira.