Saat tahun pelajaran baru telah dimulai. Tentu menjadi pengalaman baru juga bagi buah hati dalam menghadapi mata pelajaran. Apakah buah hati terlihat kesulitan dalam mengikuti salah satu pelajaran di sekolah?
Tahukah ayah-bunda, kesulitan yang dialami buah hati pada satu pelajaran di awal sekolah ternyata dapat berkelanjutan sampai jenjang pendidikan tinggi. Lalu, bagaimana solusinya?
Lewat buku ‘Membuat Anak Rajin Belajar Itu Gampang!’, psikolog Saeful Zaman dan Aundriani Libertina memberikan sejumlah tips yang bisa dilakukan orang tua agar anak tidak mengalami hambatan dalam pelajaran.
Berikut beberapa tips yang bisa orang tua coba dalam menghadapi anak yang terhambat dalam pelajaran;
- Kenalkan Semua Pelajaran Dengan Porsi yang Sama.
Kesuksesan seorang anak memasuki dunia sekolah turut ditentukan oleh cara orang dewasa yang ada di sekitar lingkungan anak dalam memperkenalkan semua pelajaran dengan porsi yang sama.
Orang tua jangan sekali-kali membedakan pelajaran mana yang penting dan tidak penting karena nantinya anak hanya tertarik pada pelajaran yang dikenalnya secara intensif.
- Evaluasi Kerja Guru
Jangan ragu untuk mengevaluasi guru yang dianggap tidak melakukan pengajaran dengan baik. Misalnya, guru yang menyamaratakan kemampuan semua anak di dalam kelas. Padahal di awal sekolah, tidak semua anak di kelas sudah bisa menulis atau membaca.
- Cari Penyebab Ketidaksukaan Anak
Jangan ragu untuk mencari tahu penyebab anak tidak menyukai suatu pelajaran. Misalnya, bila anak kurang menyukai pelajaran karena tidak memahami penjelasan guru di awal pengajaran sehingga berlanjut kesulitan mengikuti materi.
Coba gugah minat dan ketertarikan anak untuk belajar, misalnya dengan bercerita atau menggunakan media seperti gambar.
- Hindari Memberi Label
Hindari pemberian label pada salah satu pelajaran di sekolah. Pengalaman Bunda di masa sekolah yang mungkin kesulitan mempelajari matematika atau IPA, jangan lantas disampaikan dengan maksud membesarkan hati anak.
Hal ini akan dianggap sebagai pembenaran ketika anak tidak mengerjakan tugas mata pelajaran tersebut. Hindari juga memberikan label pada anak, seperti “tidak jago matematika” atau “hanya berbakat pada pelajaran sosial”.