Memulihkan Trauma pada Anak (Bag. II)

Memulihkan Trauma pada Anak (Bag. II)

  • Ajarkan Si Anak untuk berani mengambil tindakan

Tidak cukup jika Mama hanya memberikan solusi kepada si Anak karena terkadang mereka hanya memahaminya namun takut untuk melakukannya. Maka dari itu, ajarkan mereka untuk berani mengambil tindakan!

Dijelaskan di laman Psychology Today, Mama perlu mengajarkan mereka untuk berani dan tidak terjebak dalam ketakutan. Salah satunya adalah dengan fokus pada dirinya saat ini dan tidak boleh terus-menerus melihat ke masa lalu yang menakutkan.

Jika mereka mau, mereka bisa membekali diri dengan belajar ilmu bela diri atau menambah kepercayaan diri dengan kursus kepribadian.

  • Dorong si Anak untuk berani bicara

Kebanyakan orangtua kita terdahulu mengajarkan untuk tidak mudah berbicara atau mengungkapkan pendapat kepada orang lain dikarenakan alasan sopan santun. Namun hal tersebut tidaklah sepenuhnya benar.

Berani untuk mengungkapkan pendapat merupakan hal yang tepat untuk Mama ajarkan kepada si Anak apalagi pada generasi millenial seperti ini. Namun Mama juga harus pastikan bahwa ia dapat menyampaikan pendapatnya secara sopan dan tidak menyakiti hati orang lain.

Terkait dengan peristiwa traumatis, seperti yang dikutip dari helpguide.org, seorang anak mungkin akan lebih mudah mengungkapkan perasaannya melalui gambar daripada membicarakannya. Mama kemudian bisa berbicara dengan anak mama tentang apa yang telah mereka gambarkan.

  • Alihkan perhatiannya dengan hobi positif

Seperti yang dilansir dari laman helpguide.org, aktivitas fisik yang dapat membakar adrenalin dan meningkatkan endorfin untuk membangkitkan mood, dapat membantu anak mama pulih dari trauma yang ia rasakan.

Tawarkan mereka untuk berpartisipasi dalam olahraga, atau aktivitas fisik dengan teman-temannya.

Jika mereka tampak resisten untuk tidak turut serta, Mama masih bisa melakukannya berdua degan anak mama di rumah yaitu dengan memainkan musik favoritnya dan berdansa bersama. Begitu anak-anak mulai bergerak, mereka mulai merasa lebih energik. Musik dan gerak, sangat baik untuk menghalau trauma.

  • Bicarakan masalah anak kepada pihak terkait

Setelah tahu dimana, bagaimana, dan oleh siapa trauma anak terjadi, cobalah bantu dirinya untuk memutus rantai trauma itu. Jika pelakunya ada di lingkungan sekolah, segera bicarakan dengan kepala sekolah atau guru kelas agar mereka bisa membantu Mama mengambil tindakan yang tepat.

Jika trauma terjadi di lingkungan rumah atau tempat lain, bicarakan dengan pihak berwenang. Tunjukan usaha Mama untuk membela si Anak agar ia tahu bahwa banyak pihak mendukungnya untuk pulih dari trauma.

Dukungan dari lingkungan ini sangat penting untuk membuat mereka tenang dan berusaha lebih baik untuk sembuh dari ketakutannya.

  • Jika perlu, kunjungi psikolog anak

Mengunjungi psikolog atau psikiater anak merupakan cara terakhir yang bisa Mama lakukan untuk memulihkan trauma yang si Anak rasakan.

Walaupun Mama sudah berusaha sebaik mungkin untuk memulihkan trauma, namun jika hal tersebut masih belum bisa menghapus traumanya maka akan lebih baik jika Mama segera membawa anak ke ahli yang lebih baik memberikan penanganan yang tepat.

Jangan terlambat memutuskan agar masa depan anak menjadi lebih baik.

Nah, dari semua langkah tersebut, Mama harus pastikan dulu ya bahwa langkah-langkah tersebut sudah dilakukan secara runtut dan bertahap.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.