Mencegah Anak Memukul Diri Sendiri

Mencegah Anak Memukul Diri Sendiri

Saat buah hati marah atau kesal mungkin ia akan menangis, melempar sesuatu, menggigit, atau memukul orang lain. Namun, ada juga anak kecil yang melampiaskan kekesalannya dengan memukul dirinya sendiri. Anda pasti cemas bila melihat tindakan ini dilakukan oleh si kecil.

Anak kecil belum bisa berkomunikasi dengan baik untuk mengutarakan keinginan dan kebutuhannya. Kesulitannya untuk mengolah kata pada akhirnya bisa semakin membuat mereka kesal, sedih, dan marah sehingga melampiaskan emosinya justru dengan memukul dirinya sendiri.

Jika Anda memergoki anak suka memukul dirinya sendiri, Anda perlu menghentikan kebiasaan tersebut. Jangan sampai kebiasaan ini terbawa hingga ia dewasa. Anda bisa menerapkan cara menghentikan kebiasaan tersebut dengan cara berikut ini:

1. Tenangkan dia

Saat anak mulai tantrum, hal pertama yang Anda lakukan adalah menenangkan mereka. Jauhkan dirinya dari tindakan yang membahayakan, misalnya menahan tangannya saat akan memukul kepala atau menjauhkan dia dari dinding ketika akan membenturkan kepala.

Kemudian, tenangkan dia dengan pelukan. Sebuah pelukan bisa membuat dirinya nyaman, menunjukkan bahwa Anda peduli dan memahami perasaannya.

2. Tanyakan dengan lembut

Anak yang belum bisa berkomunikasi dengan lancar sehingga sulit mengungkapkan keinginannya. Jadi, Anda perlu menanyakan apa keinginannya. Cobalah dengan menatap matanya dan tanyakan dengan lembut disertai dengan gerakan tubuh.

Setelah permintaannya dituruti, langkah selanjutnya adalah jelaskan bahwa memukul adalah tindakan yang buruk. “Nak, memukul itu nggak baik, bisa bikin sakit. Nggak boleh ya, begini lagi. ”

Jika anak masih belum memahami ucapan Anda, jangan lupa untuk menambahkan beberapa gerakan, seperti:

Menggoyangkan jari untuk menandakan hal yang tidak boleh dilakukan.

Memeragakan ekspresi dan gerakan tubuh mengaduh kesakitan.

Menanyakan kembali persetujuan anak dengan menganggukan kepala pertanda ia setuju bahwa memukul adalah perilaku yang harus dihindari.

Ajak anak untuk berjanji tidak mengulangi perbuatannya.

3. Ajari anak untuk luapkan emosi dengan cara lain

Perasaan kesal dan marah tentu tidak pernah lepas dari kehidupan anak. Supaya ia dapat meluapkan perasaannya lebih baik dan menghindari memukul dirinya atau orang lain, Anda perlu memberi tahu anak cara lain.

Dilansir dari laman The Bump, Fran Walfish, PsyD, seorang psikolog di Beverly Hills sekaligus penulis buku di The Self Aware Parent memberikan aktivitas fisik yang bermaanfaat untuk meluapkan perasaan marah dan kesal.

“Anak bisa meninju bantal, berlarian, atau melompat. Ini lebih baik dibanding ia memukul dirinya sendiri”, jelas Walfish.

4. Pantau terus perilaku anak

Selain menenangkan dan memberi tahu cara lain untuk meluapkan perasaannya, Anda tetap harus memantau perkembangannya. Untuk memastikan anak sudah tidak tindakan ini lagi, terutama di luar rumah.

5. Bekerja sama dengan orang sekitar

Menghadapi anak yang suka memukul tidak bisa Anda lakukan sendirian. Anda mungkin perlu bekerja sama dengan pasangan Anda, nenek, atau gurunya di sekolah mengenai cara menenangkan anak saat mulai tantrum.

Jika Anda merasa hal ini cukup sulit atau melihat anak tantrum melebihi batas normal, sebaiknya konsultasi dengan psikolog atau dokter anak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.