Tugas utama orang tua terhadap anaknya yang sudah remaja adalah mendampinginya memasuki masa dewasa muda dengan berhasil dan mandiri. Peran orang tua yang anaknya memasuki masa remaja berbeda dari menghadapi anak yang masih kecil. Pada anaknya yang masih kecil, orang tua berperan sebagai pelindung dan pengasuh yang meletakkan nilai-nilai penting keluarga dan lebih banyak mengarahkan. Sedangkan pada anak yang sudah remaja, orang tua lebih berperan sebagai pendamping.
Sebagai pendamping, orang tua harus menguasai peran:
Mentor. Sebagai mentor, orang tua berperan mengembangkan potensi dan minat anak, menawarkan nasehat dan dukungan, memberikan pujian, menjadi pendengar yang baik, dan menjadi teman.
Coaching. Orang tua membantu anaknya memahami tujuan hidup dan membantunya membuat rencana guna mencapai tujuan tersebut.
Fasilitator. Orang tua harus aktif memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan anak, baik fisik maupun mental, memberi kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal dalam suasana yang menyenangkan, sehingga ia mampu mengaktualisasikan potensi-potensi yang dimilikinya agar berguna untuk diri dan lingkungan sosialnya.
Konselor. Orang tua memberikan nasehat dan bantuan bila si anak memperoleh masalah, baik di sekolah, lingkungan teman-temannya atau masalah pribadi. Namun, sebagai konselor, orang tua tidak berarti mengambil alih dan menyelesaikan semua persoalan anak. Akan tetapi, cukup memberi berbagai alternatif pemecahan masalah dengan kemungkinan konsekuensinya lalu membiarkan mereka memilih alternatif yang paling baik menurut anak.
Motivator. Orang tua harus menumbuhkan motivasi intrinsik yang muncul dari dalam diri anak untuk mau berprestasi, beribadah, maju bersaing secara sehat, dan hal-hal baik lainnya. Untuk merangsang hal tersebut orang tua hendaknya memberi apresiasi setiap kali anak melakukan suatu kebaikan yang diharapkan.
Pendidik Karakter. Beda dengan di sekolah yang memberikan pendidikan intelektual, di rumah, orang tua mendidik dan membentuk watak anak-anaknya, serta membekali keterampilan hidup (life skills) secara bertahap sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
Teladan. Bersikap, bertutur kata, bertingkah laku di hadapan anak menjadi media pembelajaran yang efektif bagi anak. Jika yang tampil dalam pergaulan sehari-hari tutur kata yang lembut maka anak akan menirunya seperti itu ketika bertutur dengan orang lain.
Teman. Sebagai teman harus setia saling mendengarkan cerita, perasaan, pendapat, apa pun isinya. Mendampingi anak ketika dalam suasana hati mereka yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan.
Negosiator. Orang tua kadang-kadang harus bertindak sebagai negosiator ulung dalam melakukan tawar-menawar dengan anak, terutama anak-anak yang sudah beranjak remaja. Sebab, Anak kadang kala juga memiliki keinginan-keinginan yang menurut orang tua kurang pantas, seperti keinginan main berlama-lama, memilih teman sembarangan, memiliki barang yang tidak semestinya, dan sebagainya.