Menuntun Anak Jadi Diri Sendiri

Menuntun Anak Jadi Diri Sendiri

Seorang ibu mengaku kaget mendapat informasi dari sekolah, bahwa anaknya suka meminta uang pada teman-temannya untuk jajan. Padahal, ibu itu mengatakan, anaknya sudah diberi uang untuk jajan. Lantas mengapa anak itu masih suka meminta uang pada teman-temannya?

Usut punya usut, ternyata, saat ibu tersebut memberi uang jajan pada anaknya disertai pesan sponsor.  “Nak, kamu boleh beli apapun, tetapi harus dari uang jajan yang kamu kumpulkan sendiri ya,” kata ibu tersebut setiap memberi uang jajan pada anaknya.

Maksud ibu tersebut sebenarnya bagus, yakni mendidik anaknya agar  bisa merencanakan sesuatu dengan bijaksana memakai uang jajannya. Tapi ibu itu lupa, anak memang mempunyai keinginan membeli sesuatu sesuai aturan yang ditetapkan orang tuanya. Tetapi di sisi lain, dia juga mempunyai kebutuhan sesuai naluri kekanak- kanakannya, yakni jajan seperti yang dilakukan teman-teman sekitarnya. Nah, untuk memenuhi kebutuhannya, terpaksa dia menggunakan cara lain, yakni meminta uang pada teman-temannya, yang akhirnya menjadi masalah juga bagi orang tua.

Bagaimana mengatasi hal itu? Sebaiknya orang tua tidak membuat anak seperti robot yang harus berperilaku  sesuai dengan apa diinginkan orang tua. Biarkan anak kita menjadi dirinya sendiri, merasakan keinginan jajan dengan uang yang diberikan orang tuanya. Jika ia menginginkan sesuatu, misalnya mainan, bukankah itu  masih bagian tanggung jawab orang tuanya?

Intinya, anak harus diberi kesempatan menjadi anak yang seutuhnya, sesuai umurnya. Jangan memaksa anak mengikuti keinginan orang tuanya yang tidak sesuai dengan perkembangannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.