Obesitas dan Anak-anak

Obesitas dan Anak-anak

Dalam  beberapa tahun terakhir ini, di berbagai daerah, terutama di kota besar, dan terutama lagi di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi), sudah terbiasa melihat anak-anak sekolah tingkat SD, SMP, bahkan anak SMA diantar jemput oleh orang tuanya, baik pake motor maupun mobil.

Alasan yang dikemukakan orang tua antara lain kemacetan lalu-lintas, kepraktisan, keamanan, dan lebih irit biaya dibanding naik angkutan umum.

Di sisi lain, saat di luar jam sekolah atau saat libur, lagi-lagi kian banyak orang tua, terutama kelas menengah ke atas, yang melarang anaknya beraktivitas di luar rumah, baik misalnya main sepeda, sepakbola, futsal, atau aktivitas lainnya bersama teman sebaya. Alasannya, keamanan dan keselamatan anak serta kekhawatiran anaknya terbawa pergaulan yang tidak diharapkan.

Mungkin semua alasan itu masuk akal, namun ada ancaman lain dibalik semua itu, yakni anak-anak menjadi kurang aktivitas fisik, apalagi bila di rumah orang tua menyediakan aneka permainan, seperti playstation, game di komputer dan program televisi yang banyak menarik perhatian anak-anak. Semakin lengkap sudah keterbatasan anak-anak melakukan aktifitas fisik.

Banyak ahli kesehatan yang khawatir jika anak-anak jaman sekarang kurang aktif bergerak, maka mereka akan mengalami masalah kegemukan di masa depan. Sebenarnya, jumlah kalori yang dikonsumsi oleh anak-anak sekarang sudah jauh berkurang, tapi mereka masih bisa menderita kegemukan karena kurang aktif bergerak.

Sejak awal 1970an, anak-anak tumbuh lebih tinggi, tapi mereka juga semakin gemuk. Menurut National Study of Health and Growth, ketebalan kulit lengan atas (yang digunakan untuk mengukur obesitas pada anak-anak), telah meningkat 10% pada anak laki-laki dan 5% pada anak perempuan.

Akibatnya, kian banyak anak-anak saat ini menghadapi resiko obesitas yang berujung pada timbulnya penyakit jantung dan diabetes, penyakit yang sebelumnya lebih banyak menimpa orang dewasa. Efek lainnya, anak-anak akan kesulitan bergerak dengan bebas dan merasa tertekan karena sering di ejek dan di bully di sekolahnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.