“Siapa yang mendidik satu laki-laki berarti telah mendidik satu manusia, sedangkan siapa yang mendidik satu perempuan berarti sedang mendidik satu generasi.” (Bung Hatta)
Mendidik satu perempuan berarti sama dengan mendidik satu generasi. Kelak, putri tercinta kita akan menjadi seorang istri dan ibu. Ia akan memikul tanggung jawab pendidikan untuk generasi berikutnya di pundaknya. Terus berlanjut demikian. Ke tangan para perempuanlah tongkat estafet pendidikan dan peradaban bangsa diberikan. Oleh karena itu, diperlukan cara mendidik yang baik dan benar sehingga lahirlah perempuan yang cerdas, lembut dan tangguh, yang kelak melahir generasi-generasi unggul.
Memberikan pendidikan islam di era kini merupakan tantangan bagi orang tua. Karena itu Rasulullah memberi semangat;
“Barang siapa yang memelihara dua anak perempuan hingga dewasa, aku akan bersamanya di hari kiamat kelak,” beliau menggabungkan kedua jarinya. (H.R. Muslim)
“Barang siapa diuji dengan sesuatu dari anak-anak perempuannya, lalu dia berbuat baik kepada mereka, kelak mereka akan menjadi penghalang dari api neraka,” (H.R. al-Bukhari dan Muslim).
Riwayat lain, seperti dalam cerita Aisyah yang menceritakan kehidupan seorang perempuan miskin yang datang kepadanya. Beliau mengisahkan, “Seorang wanita miskin datang kepadaku membawa dua orang anak perempuannya. Kuberikan kepadanya tiga butir kurma. Ia lalu memberikan kepada setiap anaknya sebutir kurma. Sebutir yang lain ia angkat ke mulutnya untuk dia makan. Namun, kedua anak perempuannya meminta kurma itu. Setelah itu, dibaginya kurma yang hendak dia makan itu untuk kedua anaknya. Aku pun merasa kagum terhadap perbuatannya, lalu kuceritakan hal yang dilakukannya kepada Rasulullah. Beliau pun berkata, ‘Sesungguhnya Allah telah menetapkan baginya surga dengan kurma yang diberikannya itu dan membebaskannya dari neraka,’” (H.R. Muslim).
Dengan berbagai keutamaan tersebut, tentu kita ingin optimal dalam mendidik sang putri. Oleh karena itu, berikut kami tuliskan beberapa cara mendidik anak perempuan agar tujuan pendidikan Islam dapat tercapai.
1. Kenalkan Akidah, Ajaran yang Pertama dan Utama
“Dan, (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya di waktu ia memberi pelajaran kepadanya, ‘Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah. Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar,’” (Q.S. Luqman ayat 13).
Di usia 0—7 tahun, otak anak masih berpikir secara konkret. Oleh karena itu, kenalkan Allah dengan cara yang dapat diterimanya. Biasanya anak penasaran dengan wujud Allah. Ia ingin melihat dan bertemu dengan-Nya. Ini adalah waktu yang tepat bagi orang tua untuk memberikan penjelasan bahwa Allah ada di dekat kita. Allah tak tampak secara kasatmata, tetapi kuasa-Nya dapat kita rasakan. Hal tersebut, seperti udara yang tak tampak, tetapi dapat kita hirup atau matahari yang tak dapat dilihat secara dekat, tapi terasa sinarnya.
2. Buatlah Mereka Cinta Ilmu
Cobalah perhatikan anak kecil yang sedang mulai berbicara. Bukankah dia selalu menanyakan banyak hal dan berkali-kali? Sejatinya, manusia memang makhluk pembelajar, pupuklah kecintaan anak pada ilmu dengan memberikan stimulasi yang tepat dan metode pembelajaran yang menyenangkan.
3. Ajarkan Akhlak dan Adab sebagai Karakter
Dengan meneladani kepribadian Rasulullah, ummahatul mukminin, ataupun para shahabiyah, anak perempuan akan memiliki akhlak dan adab yang baik. Metode yang paling ampuh untuk mengajarkannya adalah melalui keteladanan dan dongeng. Anak mungkin bisa saja salah melakukan perintah, tetapi ia tak pernah salah meniru. Oleh karena itu, orang tua harus menerapkan akhlak dan adab yang baik terlebih dahulu agar anak memiliki role model yang baik. Selain itu, tanamkan nilai islami melalui dongeng. Imajinasi anak akan menerima dongeng dengan saksama dan menjadikan tokoh tersebut sebagai sosok idola.
4. Keterampilan Rumah Tangga, Sebuah Keterampilan Hidup
“Dan, hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliah yang dahulu dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat, dan taatilah Allah dan rasul-Nya. Sesungguhnya Allah hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlulbait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya,” (Q.S. Al Ahzab: 33).
Alangkah baiknya jika anak perempuan dikenalkan dengan keterampilan rumah tangga sejak kecil, tentunya secara bertahap atau sesuai kapasitasnya. Hal ini akan melatih kemandirian sejak dini serta membuat anak perempuan terbiasa dengan urusan rumah tangga sehingga kelak saat ia dewasa dan berumah tangga, ia tidak akan kaget dan tidak menganggap aktivitas rumah tangga sebagai beban.