Kesibukan keluarga di pagi hari menjelang jam sekolah dan kerja, sepertinya kita semua pernah mengalaminya. Terlebih ketika kita harus menyiapkan keberangkatan 2 atau 3 anak ke sekolah. Sudah begitu, mereka bersekolah di tempat yang berbeda, dan kita harus mengantarkannya setiap pagi.
Mulai dari bangun tidur, mandi, ganti baju seragam sekolah, sarapan, menyiapkan perlengkapan sekolah, mengerjakan pekerjaan rumah—semua itu sudah cukup membuat suasana heboh tak karuan.
Jika situasi heboh tersebut tidak bisa dikelola dengan baik, bisa berakibat suasana pagi hari bukannya membawa semangat dan optimisme menjalani hari, justru menjadi hari yang disesali. Anak-anak bisa ngambek tidak mau berangkat ke sekolah karena sudah telat. Atau sesama adik-kakak bertengkar lantaran memperebutkan kamar mandi. Si ayah, ikut-ikut kalang kabut karena misalnya harus berangkat lebih pagi, sebab ada rapat, sementara anak-anak belum siap jika harus berangkat bersama. Jadi si ayah berangkat ke tempat kerja sekalian mengantar anak-anak berangkat sekolah.
Oleh karena itu, kemampuan mengatasi kesibukan di pagi hari tersebut, seyogianya dimiliki oleh setiap orang tua. Lalu bagaimana caranya?
Pertama, kita harus bangun lebih dulu ketimbang anak-anak. Kalau anak selalu bangun sebelum subuh, berjuanglah untuk bangun sebelumnya. Jika anak-anak bangun terlebih dahulu, pasti kita akan panik. Karena ada banyak keperluan pribadi yang mesti kita lakukan terlebih dahulu, sementara anak-anak sudah mulai merajuk untuk dilayani.
Kedua, banyak senyum dan bersenandung untuk menjaga suasana hati (mood) kita sendiri. Sambutlah hari sebagai hari baru dengan semangat. Buka jendela lebar-lebar, rasakan ketika angin sejuk menerpa wajah kita melalui jendela. Karena respon kita terhadap kehebohan yang disebabkan oleh anak-anak sangat tergantung pula pada suasana hati kita.
Ketiga, dengarkan anak-anak dengan kesungguhan hati. Jangan merespon permin0taan anak sambil mencuci piring, menyapu, atau sambil mengerjakan pekerjaan lainnya. Karena kita bisa salah menangkap apa yang dimaui anak. Dan salah tangkap itu bisa berakibat pada kemarahan si anak, atau ngambek. Berhentilah sejenak dari aktivitas kita. Tatap matanya dengan pandangan bersahabat, berdirilah sejajar dengan mereka, meskipun harus jongkok. Bila perlu peluk ia atau gendong dan responlah keinginannya. Bila membacakan buku, meskipun hanya 5 menit bisa menenangkan anak, maka lakukanlah. Kesannya memang buang waktu, tapi 5 menit yang kita gunakan untuk membacakan buku tersebut bisa membuat aktivitas selanjutnya lebih terkelola dengan baik. Anak tidak rewel, dan kita bisa fokus menyelesaikan pekerjaan secara simultan atau bersamaan.
Keempat, jika pikiran Anda terasa sumpek dan bawaannya ingin serba cepat dalam situasi seperti itu, Anda justru berhenti sejenak. Saat berhenti tersebut bisa dengan hanya duduk diam. Atau duduk sebentar sambil meneguk teh hangat lantas mengambil napas dalam-dalam. Saya sendiri biasanya dengan duduk sebentar sambil membaca beberapa ayat Alquran.
Kelima, tetap melihat jam agar tidak ada yang terlambat, tapi tetaplah melakukannya dengan senyum dan bersenandung. Jangan tergopoh-gopoh sehingga membuat suasana tergopoh.
Keenam, percepat jam dinding 15 menit lebih awal, sehingga meskipun di arloji sudah menunjukkan waktu mepet, kita masih punya waktu. Lebih baik anak-anak berangkat sekolah lebih awal ketimbang mepet.