Anak-anak seringkali menghadapi masalah dalam kesehariannya. Masalah–masalah yang berkaitan dengan alat permainan, pakaian, maupun lainnya acap kali mereka alami. Mobil-mobilan yang sedang ia mainkan ternyata tak mau lagi bergerak. Sepeda yang dinaikinya tiba-tiba lepas rantainya atau mengalami ban bocor. Sepatu yang dikenakannya tiba-tiba terkelupas, dan masalah-masalah lainnya.
Jika anak mengalami masalah seperti itu, biasanya mereka bereaksi. Reaksi mereka berbeda-beda. Ada yang mencoba memperbaikinya sendiri, ada yang ngambek, marah, bahkan kadang ada yang menangis sambil merusak permainan itu. Ini wajar karena anak-anak merasa sangat kecewa, apa yang sedang disukainya tiba-tiba mengalami gangguan dan bahkan ada yang menganggapnya tak dapat berfungsi lagi. Atau mereka merasa putus asa, dan tidak mengerti cara mengatasi masalah tersebut.
Pada saat seperti itulah orang tua harus menunjukkan kemampuannya dalam membantu menyelesaikan masalah. Lakukanlah sesuatu untuk mengatasi masalah anak dengan kemampuan kita sendiri. Hal ini penting untuk menunjukkan kehebatan orang tua di depan anak, sekaligus menanamkan kepercayaan anak kepada kita. Selain itu kita juga dapat memberikan pembelajaran atau keterampilan menangani masalah kepada anak-anak kita.
Beberapa hal yang perlu dilakukan ketika anak-anak tengah mengalamai masalah pada alat permainan atau sesuatu yang dimilikinya.
Pertama, berilah pengertian bahwa permasalahan itu dapat diatasi. Ketika alat permainannya mengalami gangguan, anak-anak umumnya menganggap bahwa alat itu rusak dan tak lagi dapat berfungsi. Akibatnya mereka akan menangis karena kecewa atau bahkan ada yang marah-marah. Mereka tidak mengetahui bahwa gangguan itu dapat diatasi dan mainan akan berfungsi kembali. Oleh karena itu tugas orang tua adalah menjelaskan secara bijak bahwa alat mainan akan berfungsi lagi seperti semula. Bantulah segera dan katakan bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki. Mintalah anak untuk menunggu sebentar.
Kedua, berilah pengertian bahwa kita akan membantu mengatasi kerusakan. Kebanyakan anak yang kecewa seringkali merasa berputus asa saat menghadapi masalah semacam itu. Selain ada juga anak yang tenang dan dingin-dingin saja ketika menghadapi masalah itu. Namun tak sedikit anak yang melakukan reaksi cepat dan keras, sehingga kadang mainan yang mengalami gangguan akan dirusak sekalian.
Sebelum hal itu terjadi, cepatlah orang tua untuk turun tangan. Katakan kepada mereka bahwa kita akan membantu memperbaiki. Jangan sampai kita membiarkan anak-anak melakukan tindakan yang lebih parah terhadap mainannya, gara-gara kita tak mau memberikan solusi. Sanggupi untuk membantu agar mereka merasa ringan permasalahannya.
Ketiga, jelaskan penyebab masalah tersebut. Setelah kita menyanggupi membantu, segera saja teliti masalahnya. Segera kita jelaskan apa penyebabnya sehingga mainannya itu bermasalah. Sekali-kali janganlah kita menunjukkan kebingungan kita di saat-saat seperti itu. Walaupun mungkin kita belum tahu bagaimana solusinya, namun kita harus tetap meyakinkan bahwa kita mampu mengatasinya. Ini penting, karena jika sampai kita menunujukkan ketidak-mampuan kita, maka tentu anak akan semakin kecewa.
Keempat, ajari anak untuk mengatasi masalah tersebut. Jika kita memang sudah memahami masalahnya dan tahu solusinya, maka segera kita ajak anak-anak untuk mengatasi bersama. Jangan atasi masalah itu sendiri tanpa melibatkan si anak, karena ini momen yang sangat penting untuk memberikan pengetahuan, pelajaran, dan keterampilan untuk anak cara mengatasi suatu masalah. Pengalaman ini penting diajarkan, agar mereka kelak mampu menghadapi setiap permasalahan yang terjadi.
Kelima, usahakan masalah itu dapat diatasi sendiri. Sejauh kita masih mampu mengatasi masalah anak-anak, usahakanlah untuk kita atasi sendiri. Hindari dulu menyerahkan masalah itu ke pihak lain, meskipun kita mampu untuk membayar jasanya. Ini penting agar anak-anak merasa bahwa orang tua mereka memiliki keterampilan dan kemampuan mengatasi masalah. Anak-anak akan merasa bangga saat melihat orang tua dapat memperbaiki permainannya. Dengan demikian ia akan mencontohnya dan berusa memperbaiki sendiri.
Keenam, hindarkan mengatasi masalah dengan melibatkan jasa orang lain. Orang tua seringkali tidak mau direpotkan oleh masalah kecil sekalipun. Solusinya mereka menyerahkan setiap permasalahan anak-anak kepada orang lain atau bahkan melalui lembaga jasa. Menambal ban sepeda harus ke bengkel, karena kita tak memiliki peralatan atau kita tak bisa menambal ban sepeda. Memperbaiki rantai yang lepas pun diserahkan ke orang lain, karena kita tak mau tangan kita kotor. Bahkan mengganti baterai mobil-mobilan pun diserahkan ke orang lain.
Di sanalah sesungguhnya anak-anak tengah diajari untuk hidup terlalu mudah. Ini terjadi ketika kita mampu membayar pihak lain. Tapi bayangkan jika saja keuangan kita pas-pasan. Tentu ini akan menimbulkan masalah baru di bidang keuangan kita. Dengan demikian usahakan hal kecil yang bisa kita tangani tak dipindahkan ke pihak lain, agar anak dapat meneladani kemandirian kita.
Jika hal-hal di atas dapat kita lakukan, maka banyak efek positif akan terbentuk. Kepercayaan, kebanggaan, kekaguman, keteladanan anak kepada kita akan tumbuh pada saat itu. Anak-anak akan mendapatkan pelajaran berharga dari kita secara tak langsung dalam hal mengatasi masalah dalam kehidupannya kelak. Oleh karena itu dalam hal ini kita perlu bersikap bijak dan jangan malas dalam membantu anak-anak menghadapi masalahnya.