Dampak Pola Asuh Permisif terhadap Kesehatan Mental Anak

Setiap orang tua memiliki gaya mengasuh yang berbeda. Salah satu yang cukup umum, namun sering tidak disadari dampaknya, adalah pola asuh permisif. Gaya ini ditandai dengan keleluasaan berlebihan tanpa batasan yang jelas bagi anak. Sekilas terlihat “baik hati” dan “memanjakan”, tapi dalam jangka panjang, pola ini bisa mengganggu kesehatan mental dan perkembangan kepribadian anak.

Dampak Pola Asuh Permisif terhadap Kesehatan Mental Anak

Apa Itu Pola Asuh Permisif?

Pola asuh permisif adalah gaya pengasuhan di mana orang tua:

  • Jarang menetapkan batasan atau aturan yang tegas

  • Tidak memberikan konsekuensi saat anak melanggar aturan

  • Selalu menuruti keinginan anak agar anak senang atau tidak menangis

  • Ingin menjadi “teman” daripada “orang tua” yang mengarahkan

Ciri-Ciri Orang Tua Permisif

  • Sering berkata “iya” meski tahu anak salah

  • Tak tega menegur anak saat melakukan kesalahan

  • Membolehkan anak menentukan segalanya sendiri (jam tidur, makan, main)

  • Jarang memberikan arahan, hanya membiarkan

Dampak Negatif terhadap Kesehatan Mental Anak

  1. Tidak Punya Batasan yang Jelas

    Anak butuh struktur dan aturan untuk merasa aman. Tanpa batasan, anak bingung membedakan mana yang boleh dan tidak.

  2. Sulit Mengatur Emosi

    Anak yang tidak dibiasakan menghadapi “tidak” atau konsekuensi, cenderung sulit menerima penolakan, frustrasi, atau kegagalan.

  3. Rendahnya Kemandirian dan Tanggung Jawab

    Karena semua hal ditentukan dan ditoleransi oleh orang tua, anak tidak belajar bertanggung jawab atas pilihannya sendiri.

  4. Rentan terhadap Masalah Perilaku

    Anak yang dibesarkan tanpa aturan bisa tumbuh menjadi impulsif, mudah marah, atau tidak menghormati otoritas.

  5. Harga Diri yang Tidak Stabil

    Anak mungkin merasa disayangi, tapi tidak merasa “dihargai sebagai individu yang mampu”. Ini bisa memengaruhi kepercayaan dirinya dalam jangka panjang.

Mengapa Orang Tua Bisa Terjebak dalam Pola Ini?

  • Rasa bersalah karena jarang menemani anak

  • Takut anak tidak menyukai mereka

  • Trauma masa kecil akibat pola asuh otoriter

  • Kurangnya pengetahuan tentang pengasuhan yang seimbang

Solusi: Beralih ke Pola Asuh yang Lebih Sehat

Yang ideal adalah pola asuh demokratis (authoritative), yaitu:

✅ Memberikan kasih sayang dan dukungan emosional
✅ Menetapkan batasan dan aturan yang jelas
✅ Konsisten memberikan konsekuensi dan penghargaan
✅ Mengajak anak berdiskusi dan mendengarkan pendapat mereka


Menjadi orang tua bukan hanya soal menyayangi, tetapi juga mendidik dengan tegas dan penuh cinta. Pola asuh permisif, jika tidak disadari sejak dini, bisa berdampak buruk pada pembentukan karakter dan kesehatan mental anak. Yuk, mulai menyeimbangkan antara kasih sayang dan kedisiplinan demi masa depan anak yang lebih sehat dan tangguh.

Baca Juga: 9 Tipe Orang Tua Toxic dan Cara Mengatasinya

Ikuti berbagai akun media sosial kami untuk mendapatkan berbagai info menarik seputar dunia parenting anak dan pendidikan anak.

Instagram ACI Offline : @ayocerdasindonesia

Instagram ACI Online : @ayocerdas_online

Youtube : Ayo Cerdas Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.