Sakit Hati Karena Perkataan Orang Tua, Ini Dampak Negatifnya

Sakit Hati Karena Perkataan Orang Tua, Ini Dampak Negatifnya

Perkataan orang tua yang menyakitkan bagi anak, akan berpengaruh pada jangka panjang. Memanggil anak dengan sebutan bodoh atau nakal, akan membuatnya merasa memiliki sifat tersebut dan tumbuh menjadi anak dengan masalah perilaku.

Anak-anak mengerti lebih banyak dari yang banyak orang kira dan mereka bisa merasakan sakit hati karena perkataan orang tua. Oleh karena itu, jenis ucapan yang Anda berikan ke anak, perlu sangat diperhatikan. Ini juga akan sangat berpengaruh kepada proses tumbuh kembangnya.

Tidak seperti makhluk hidup lainnya, otak manusia baru berkembang dengan pesat setelah lahir. Kita butuh beberapa bulan untuk akhirnya bisa berjalan, beberapa tahun untuk bisa berbicara lancar, dan bahkan puluhan tahun untuk membangun kemampuan sosial yang baik.

Otak manusia yang baru lahir, bisa diibaratkan seperti kertas putih yang seiring bertambahnya usia, akan semakin banyak warnanya. Hal yang memberi warna pada otak itu adalah lingkungan, terutama orang tua dan orang terdekat lainnya.

Kata-kata yang sebaiknya tidak diucapkan ke anak

Perkataan yang diucapkan oleh orang tua, akan diserap oleh anak dan hal itu lah yang akan terpatri di dalam pikirannya bahkan hingga dewasa.

Jadi, jika sebagai orang tua Anda sering mengucapkan kata-kata berkonotasi negatif kepada anak, seperti,“Dasar anak bandel,” atau “Kamu tuh bodoh sekali,” maka kedua sifat itulah yang akan melekat di pikirannya. Dia akan menganggap bahwa dirinya nakal dan bodoh.

Selain kata-kata yang memberikan suatu predikat buruk seperti di atas, perkataan yang membuat anak merasa disalahkan sepihak juga dapat memberikan pengaruh buruk untuk perkembangannya.

Kata-kata tersebut antara lain, “Ini pasti kamu yang berantakin, adik kamu nggak mungkin sebandel itu,” atau bahkan, “Gara-gara kamu Mama jadi dimarahin sama Papa.”

Jenis perkataan yang harus dihindari lainnya adalah ucapan yang seolah memberikan bukti Anda menarik diri darinya, seperti, “Seandainya aja kamu nggak pernah lahir ke dunia.” Ini tentu akan membuat anak merasa sakit hati dan tidak dicintai.

Pengaruh ucapan orang tua terhadap tumbuh kembang anak

Setelah menerima perkataan menyakitkan dari orang tua, anak bisa saja menangis, merenung, atau bahkan terlihat biasa saja. Bahwa kata-kata negatif yang diterima anak dapat meningkatkan risiko gejala depresi yang parah.

Selain itu, anak yang sering menerima perkataan kasar saat masih kecil juga lebih mungkin tumbuh menjadi orang yang berperilaku buruk seperti gemar melakukan vandalisme, serta bersifat anti sosial dan agresif.

Mungkin banyak orang tua yang menganggap bahwa mereka mengeluarkan kata-kata kasar pada anak sebagai cara untuk mendisiplinkan atau sebagai tanda peduli dan tanda sayang. Namun lagi-lagi, alasan di baliknya tidak membuat hal tersebut jadi lebih baik.

Alasan yang mulia, tidak membuat efek yang dirasakan anak dari perkataan-perkataan kasar orang tua jadi berkurang.
Tidak hanya isinya, cara pengucapan dengan berteriak juga bisa berdampak buruk

Saat anak berperilaku tidak semestinya, orang tua mungkin sulit untuk mengontrol emosi. Bentakan atau kata-kata kasar mungkin beberapa kali terselip keluar. Namun, Anda perlu ingat bahwa ini bukanlah solusi.

Justru dengan membentak, perilaku buruk anak akan semakin parah. Berikut ini dampak bentakan orang tua terhadap perkembangan anak.

1. Akan membuat perilaku buruk anak semakin parah

Membentak anak mungkin akan membuatnya diam untuk sementara waktu. Namun untuk jangka panjang, pola didik ini justru akan membuat perilaku anak semakin buruk, dan berujung membuat Anda semakin sering ingin membentak.

Ini adalah siklus tak berkesudahan yang akan terus berlangsung, jika Anda tidak segera mengubah cara mendidik anak ketika dia melakukan suatu kesalahan.

2. Membuat otak mengalami perubahan

Bentakan, kata-kata yang membuat anak sakit hati kepada orang tua, ataupun cara mendidik lain yang cenderung kasar, bisa memengaruhi perkembangan otak anak. Ini karena otak manusia secara biologis, bisa memproses informasi negatif lebih cepat daripada informasi yang sifatnya positif.

3. Memicu depresi

Kata-kata kasar dan bentakan tidak hanya akan membuat anak sedih, takut, dan sakit hati. Dalam jangka panjang, ini akan menjadi salah satu faktor yang membuatnya depresi dan mengalami gangguan kecemasana.

Gejala-gejala gangguan mental ini juga akan membuat anak lebih mudah tercebur ke perilaku-perilaku negatif seperti menyakiti diri sendiri, menyalahgunakan obat-obatan terlarang, hingga melakukan hubungan seksual berisiko tinggi.

4. Berisiko memperburuk kesehatan fisik anak

Perlakuan yang diterima saat masa anak-anak, memengaruhi diri kita hingga dewasa, jauh lebih banyak dari yang kita sadari. Begitupun stres yang muncul pada masa anak-anak apabila orang tua kerap mengeluarkan kata-kata kasar.

Perlakuan ini bisa berujung memperburuk tidak hanya kesehatan mental, tapi juga fisik.

5. Memicu penyakit kronis

Orang yang semasa kecilnya sering mengalami kekerasan secara verbal, akan tumbuh menjadi orang dewasa yang lebih berisiko mengamalami penyakit kronis, seperti radang sendi, sakit kepala yang parah, dan gangguan leher serta punggung.

Cara mendidik setiap orang tua memang bisa berbeda. Satu hal yang pasti, usahakan untuk tidak mengeluarkan kata-kata yang dapat membuat anak merasa kurang dihargai dan sakit hati.

Mengubah cara didik agar menjadi lebih baik bisa Anda lakukan dengan rutin berkonsultasi dengan pakarnya seperti psikologi. Anda juga bisa lebih sering membaca buku-buku yang membahas seputar perkembangan anak dan cara paling baik untuk mendukungnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.