Anak Bandel Bisa Disebabkan Karena Penyakit

Anak Bandel Bisa Disebabkan Karena Penyakit

Memiliki buah hati yang mudah marah, sulit dinasihati, dan sering melawan, memang menjadi tantangan tersendiri untuk orangtua. Tapi tahukah Anda, perilaku tersebut sebenarnya bisa disebabkan oleh suatu penyakit yang dinamakan oppositional defiant disorder (ODD)?

ODD adalah gangguan perilaku pada anak yang ditandai dengan tidak mau menuruti nasihat orangtua dan berperilaku kasar. ODD masuk ke dalam grup yang sama dengan gangguan perilaku disruptif lainnya, seperti conduct disorder (CD) dan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).

ODD pada anak

Perilaku nakal atau bandel, sebenarnya merupakan bagian dari menjadi seorang anak-anak dan remaja. Jika perilaku ini hanya terjadi sesekali, maka hal tersebut bukanlah suatu hal yang perlu terlalu dikhawatirkan.

Namun, jika perilaku ini terus bertahan dan tidak kunjung berubah, bisa jadi anak Anda mengalami ODD. Anak dengan ODD akan cenderung menolak kehadiran figur pemimpin dalam kehidupannya, seperti orangtua atau guru. Hal ini menyebabkannya menolak semua hal yang disampaikan oleh figur tersebut.

ODD memiliki beberapa tingkat keparahan, yaitu:

  • Ringan. Gejala ODD hanya muncul pada satu kondisi, misalnya saat di rumah saja atau di sekolah saja.
  • Sedang. Gejala muncul pada dua kondisi, seperti di rumah maupun di sekolah.
  • Berat. Gejala muncul pada tiga kondisi atau lebih, misalnya ketika di rumah, sekolah, atau bahkan pusat perbelanjaan.

Di Indonesia sendiri, ODD memang belum terlalu familiar sebagai gangguan yang perlu dikenali. Karena itu, Anda juga perlu mengenali lebih lanjut mengenai gejala ODD, agar lebih mudah membedakan kondisi ini dengan penyebab anak bandel lainnya.

Ini gejalanya, jika Si Kecil menderita ODD

Gejala-gejala ODD memang sekilas menyerupai perilaku yang wajar dan sering muncul pada anak-anak maupun remaja. Tidak sedikit anak-anak yang tidak mau menuruti perkataan orangtua, dan sering melawan.

Mereka umumnya mengeluarkan perilaku tersebut saat sedang lelah, lapar, atau sedih. Namun pada anak dengan ODD, gejala ini terus-menerus terjadi. Perilaku ini bahkan hingga berpengaruh pada proses pembelajarannya di sekolah, dan relasi dengan teman-temannya.

Gejala ODD yang perlu Anda kenali antara lain:

  • Sering tantrum
  • Kerap berdebat dengan orang dewasa
  • Menolak melakukan hal yang diinstruksikan orang dewasa
  • Selalu mempertanyakan peraturan yang ada dan menolak untuk mengikutinya
  • Sengaja melakukan kesalahan untuk membuat orang lain marah
  • Menyalahkan orang lain atas kesalahan yang dilakukannya sendiri
  • Mudah marah dan merasa terganggu jika berinteraksi dengan orang lain
  • Sering bicara kasar
  • Sering berperilaku jahat kepada orang lain, dan menaruh dendam apabila orang lain melakukan kesalahan.

Contoh kejadian yang umum terjadi pada interaksi orangtua dengan anak yang memiliki ODD di antaranya:

  • Anda meminta anak untuk berhenti bermain game karena sudah waktunya tidur. Anak tidak menghiraukan dua perintah pertama, dan saat Anda memintanya untuk ketiga kali, Anda terpaksa membentak.
  • Anda meminta anak untuk berhenti bermain game karena sudah waktunya tidur. Anak kemudian tantrum, karena ia masih ingin bermain. Anda kemudian tidak ingin melihatnya begitu kelelahan sebelum tidur, sehingga Anda menyerah dan mengizinkannya untuk lanjut bermain.

Pada contoh yang pertama, anak akan belajar bahwa berteriak adalah cara yang efektif untuk berkomunikasi. Selain itu, ia juga akan belajar, tidak menghiraukan dua perintah pertama adalah hal yang wajar.

Pada contoh kedua, anak akan belajar bahwa tantrum adalah cara yang efektif untuk mendapatkan setiap keinginannya. Sehingga, ia akan melakukannya lagi di kemudian hari.

Kedua contoh di atas, dapat memicu konflik pada hubungan orangtua dan anak. Karena itu, perawatan untuk anak ODD biasanya juga akan melibatkan orangtua, sebagai pihak yang akan paling terpengaruh.

Bagaimana cara mendidik anak yang bandel akibat ODD?

Memarahi anak atau tunduk terhadap perlakuan kasarnya, tentu tidaklah efektif sebagai cara menghadapi Si Kecil yang keras kepala. Dibutuhkan strategi-strategi khusus, untuk bisa mendidiknya dengan baik.

Terapi untuk anak ODD juga akan melibatkan orangtua, untuk memperbaiki hubungan yang mungkin rusak akibat gangguan perilaku ini.

Orangtua akan mempelajari cara menemukan jalan tengah untuk menghadapi tuntutan dari anak, tanpa harus bersikap terlalu keras atau terlalu baik. Terapis akan mengajarkan orangtua cara memperbaiki perilaku anak melalui sistem reward dan punishment, sehingga anak mengerti konsekuensi dari perilakunya.

Orangtua juga akan belajar melakukannya secara konstan, agar tingkat keberhasilan perawatan menjadi optimal.

Perawatan untuk mengatasi ODD pada anak

Untuk anak yang menderita ODD, perawatan yang dilakukan dapat berbeda, tergantung dari usia, tingkat keparahan, dan kemampuan anak, untuk berpartisipasi dan menjalani terapi tersebut.

Secara umum, terapi perawatan yang dilakukan adalah kombinasi dari kedua langkah ini.

  1. Psikoterapi

Psikoterapi atau konseling, bertujuan untuk mengajarkan anak cara melampiaskan dan mengontrol kemarahannya. Jenis terapi yang digunakan umumnya adalah cognitive-behavioural therapy (CBT). Terapi ini akan dapat membantu anak untuk mengubah pola pikirnya, dan memperbaiki perilakunya.

2. Psikoterapi

Hingga saat ini, sebenarnya belum ada obat-obatan yang khusus digunakan untuk ODD. Pemberian obat, umumnya digunakan untuk meredakan gejala yang muncul seperti perilaku mudah marah, atau gangguan psikologis lain yang menyertai ODD, seperti depresi dan ADHD.

Semakin cepat perawatan ODD dimulai, maka semakin baik hasilnya. Penanganan ODD sejak dini, akan mencegah kondisi ini berlanjut hingga dewasa, dan berpotensi merusak perilakunya dan akan menyulitkan anak untuk berinteraksi dengan orang lain, dan membangun hubungan baik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.