Berita penculikan anak yang menghiasi televisi pasti membuat orangtua waswas. Mereka tentu tidak ingin hal buruk ini terjadi pada sang buah hati. Hal ini membuat sebagian besar orangtua melarang sang anak untuk tidak bicara atau mengikuti orang yang tidak mereka kenal. Namun, haruskah orangtua melarang anak bicara dengan orang asing? Yuk, simak jawaban beberapa ahli supaya Anda tidak tidak salah langkah.
Berbagai tindakan kejahatan pada anak bisa terjadi di mana pun dan kapan pun. Itu sebabnya orangtua perlu memasang tameng supaya buah hati mereka selalu aman. Selain memastikan dan memasang mata kemana anak pergi, cara lain yang biasanya diterapkan orangtua adalah melarang sang anak bicara dengan orang yang tidak dikenal. Mengapa?
Ya, modus penculikan kerap kali menggunakan berbagai taktik untuk mendekati anak. Ini dimulai dengan mengajaknya bicara, berpura-pura menjadi orang yang dikenal oleh ayah atau ibu si anak, mengiming-imingi mereka dengan mainan atau makanan, kemudian berhasil menculik mereka.
Orangtua yang tahu taktik ini pasti tidak akan tinggal diam. Supaya anak tidak masuk dalam jebakan penculik tersebut, orangtua mulai melarang anak bicara dengan orang yang tidak dikenal.
Haruskah orangtua melakukan hal demikian?
“Nak, kalo ada orang yang nggak dikenal jangan mau diajak bicara, ya”, kalimat ini pasti sering dituturkan oleh orangtua Anda semasa kecil. Anda pun berencana menyampaikan aturan ini pada anak, bukan? Atau sudah Anda terapkan aturan ini? Sebenarnya, benarkah melakukan tindakan ini?
Elana Pearl Ben-Joseph, seorang dokter anak sekaligus editor kesehatan di Kids Health menyampaikan gagasannya mengenai hal ini. Meski tujuannya untuk melindungi anak dari hal-hal buruk, melarang anak bicara dengan orang asing bukanlah cara yang tepat.
“Alih-alih membuat aturan demikian, lebih baik mengajari anak untuk memastikan waktu yang tepat untuk bicara atau tidak dengan orang yang tidak dikenal”, jelasnya. Contohnya, ketika si kecil sedang bersama Anda, tidak masalah bagi mereka untuk berbicara dengan orang baru karena Anda ada di sekitarnya.
Ini beda kasusnya, jika anak sedang sendirian. Kemudian, didekati orang asing yang menawarkan makanan, mainan, atau tumpangan, sebaiknya anak segera meninggalkan tempat tersebut dan cari tempat yang lebih aman. Jika perlu, beri tahu untuk berteriak minta tolong dan memberi tahu orang dewasa lainnya yang dipercaya, seperti penduduk sekitar, satpam sekolah, atau guru.
Namun, Anda perlu berhati-hati menjelaskan aturan bicara dengan orang asing pada anak. Jangan tanamkan pikiran bahwa semua orang asing itu jahat. Jika Anda memberitahukan ini dengan cara menakuti, anak-anak akan mengganggap semua orang asing akan berbuat jahat padanya. Ini akan berdampak buruk pada kondisi psikologis anak.
Anak akan sulit mengenal orang baru, membuka pembicaraan dengan orang asing, dan sulit mempercayai orang lain. Pada situasi tertentu, kondisi tersebut bisa sangat menyulitkan anak. Misalnya saja ketika ia tersesat di jalan, mau tidak mau anak harus berani bertanya atau meminta pertolongan pada orang lain yang lebih dewasa.
Lantas, orangtua harus bagaimana?
Ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan ketika mengajarkan anak untuk bicara dengan orang asing, antara lain:
1. Dorong anak untuk mempercayai naluri mereka
Bukan hanya anak-anak, orang dewasa pun masih saja menilai dan menghakimi seseorang berdasarkan penampilan. Perlu Anda ketahui bahwa tidak semua orang yang berpikiran untuk melakukan kejahatan pada buah hati Anda akan memiliki penampilan yang menakutkan.
Sebagian besar orang yang memiliki niat jahat ini, bisa berpenampilan biasa saja malah berusaha keras untuk terlihat ramah dan menarik bagi anak-anak. Jadi, daripada Anda sibuk mengajari anak menilai seseorang dari penampilan, akan lebih baik jika anak belajar untuk mempercayai naluri mereka.
Jelaskan pada anak, jika ia bertemu orang asing yang membuatnya merasa tidak nyaman atau aneh, sebaiknya jangan meladeninya dan segera pergi menjauh.
2. Ajari anak untuk bertanya pada orang yang tepat
Melarang anak bicara dengan orang asing akan menyulitkan dirinya sendiri di kemudian hari. Misalnya, ketika ia tersesat dan butuh pertolongan orang lain. Pada situasi ini, Anda perlu menjelaskan cara yang tepat pada anak ketika meminta bantuan pada orang asing.
Minta anak untuk berusaha mencari orang yang dipercaya, seperti petugas polisi, penjaga keamanan, atau pegawai (jika tersesat di mall), atau orang yang tinggal di daerah itu. Jangan bertanya pada orang asal yang kelihatannya mencurigakan.