Tips Agar Tidak Mudah Marah pada Anak – Bisa jadi cara orang tua mendidik dan mengasuh anak seringkali kurang tepat. Sadar atau tidak, saat melihat anak-anak membuat kesalahan orangtua sering mengungkapkan ketidaksetujuannya melalui kemarahan. Jika kita menjumpai anak yang mengamuk dan menunjukkan emosi yang kuat, dengan berteriak maupun bertindak berlebihan, kita tidak perlu memberi cubitan, memukul, atau mengeluarkan kata-kata bernada kemarahan. Alih-alih berhenti menangis jika dicubit, tangis anak malah semakin menjadi-jadi.
Baca Juga : Kursus Matematika SD Online
Sedikit Mengenal Psikologis Anak
Anak usia dini sesungguhnya masih belum memahami hubungan antara tindakannya yang “nakal” menurut orangtua dan pukulan yang diterimanya. Badan mungilnya hanya merasakan sakit jika dicubit dan hatinya menjadi takut ketika dibentak, tanpa tahu kenapa dipukul. Hal ini tentu akan melukai perasaannya. Akibatnya akan menghambat perkembangan sosial emosional anak.
Akibat Mendidik Anak dengan Emosi
Mendidik dan mengasuh dengan mengedepankan emosi membuat jiwa anak menjadi tidak stabil. Emosi yang sering ditampakkan orangtua juga dapat berdampak negatif bagi perkembangan sosial emosional anak. Sehingga, anak berpotensi untuk menjadi tidak terkendali ketika berada di luar rumah atau sebaliknya anak dapat memiliki karakter tertutup.
Tips Agar Tidak Mudah Marah pada Anak
Untuk itu orangtua harus dapat menempatkan pada posisi yang tepat ketika memarahi anak. Sikap bijaksana harus diambil untuk menghindarkan anak dari korban emosi orangtua. Marahlah dengan kasih sayang, yaitu dengan mengambil hati anak, tidak dengan menekan dan emosi berlebihan, apalagi dengan fisik. Lantas, bagaimanakah tips agar tidak mudah Marah pada Anak, berikut Penjelasannya :
1. Sadari Bahwa Anak adalah Amanah Tuhan
sadari bahwa anak adalah amanat Tuhan yang harus kita jaga. Betapa menyedihkan jika anak yang seharusnya mendapat kasih sayang, tapi justru mendapat tindakan kekerasaan dari orangtua, sengaja maupun tidak sengaja.
2. Pahami bawah Mereka Masih Anak-Anak
pahami lebih dalam bahwa anak memang selalu melakukan tindakan selayaknya seorang anak yang merepotkan orangtua. Jika orangtua emosi dan melampiaskan dengan kemarahan yang berlebihan, anak yang menanggung akibatnya. Mereka menjadi penakut, hilang rasa percaya dirinya. Bahkan sebaliknya, anak dapat menjadi seorang yang tak terkendali dan agresif.
3. Marahlah dengan Tepat
Tindakan marah orangtua dalam rangka memberikan efek jera pada kesalahan yang diperbuat anak harus dalam kondisi bahwa kesalahan yang dilakukannya memang pantas untuk dimarahi. Namun rambu-rambu harus tetap dipegang. Hindari pukulan fisik dan kata-kata yang menyudutkan.
Mencampuradukkan kesalahan kecil dan kesalahan besar yang dilakukan anak tidak boleh dilakukan. Ketika anak melakukan kesalahan kecil orangtua marah-marah, namun ketika melakukan kesalahan besar orangtua diam. Atau sebaliknya ketika anak melakukan kesalahan kecil ataupun kesalahan besar orangtua tetap memberi hukuman berat. Hal ini berdampak kebingungan anak dalam memahami benar dan salah.
4. Tidak Tergesa-Gesa Memarahi
Yang keempat adalah tidak tergesa-gesa memarahi apalagi memberi hukuman. Tanyakan dengan bahasa yang lembut mengapa anak melakukan kesalahan. Biarkan ia menikmati kehidupan usianya. Kita sebagai orang tua sebaiknya tidak terlalu menuntut anak untuk mengubah tingkah laku sesuai keinginan kita.
Kesabaran orangtua sangat dibutuhkan dalam menghadapi tingkah anak. Mereka hanya anak-anak yang perlu proses dan pengalaman dengan bimbingan orangtua. Ikuti berbagai akun media sosial kami untuk mendapatkan berbagai info menarik seputar dunia parenting anak dan pendidikan anak.
Instagram ACI Offline : @ayocerdas_id
Instagram ACI Online : @ayocerdas_online
Youtube : Ayo Cerdas Indonesia