Melatih Anak Berani Berangkat Sekolah Sendiri

Melatih Anak Berani Berangkat Sekolah Sendiri

Memilih sekolah anak yang dekat dari rumah memiliki banyak keuntungan. Kita tidak perlu tergesa-gesa lebih pagi untuk menghindari kemacetan di jalan demi mengantarkan anak pergi ke sekolah agar tidak terlambat. Kita juga tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam untuk biaya transportasi. Nah, Ketika anak sudah mulai terbiasa, kita bisa melatih si kecil berangkat sekolah sendiri dengan bersepeda atau jalan kaki. Bagaimana caranya? simak panduannya berikut ini.

Kapan anak dibolehkan pergi ke sekolah sendiri?

Banyak orangtua yang tidak hawatir melepaskan anaknya pergi ke sekolah sendiri saat sudah kelas dua SD. Entah itu jalan kaki, naik sepeda, naik ojek, atau naik bus sekolah. Namun, American Academy of Pediatric (APP) menyarankan bahwa pada usia tersebut anak belum mampu menangani keadaan darurat atau situasi yang tidak terduga. Ia akan siap secara mental menghadapi situasi tersebut biasanya saat usia 9 sampai 11 tahun, yaitu pada kelas 3 atau kelas 5 SD.

Sebagai orangtua yang membesarkan anak, kita tentu harus tahu kapan waktu yang tepat untuk melepas anak pergi ke sekolah sendiri. Terutama, saat ia mulai bisa berhati-hati dan memperhatikan sekelilingnya. Namun, perlu diperhatikan juga, bila anak seringkali lupa untuk melihat sekelilingnya saat menyebrang jalan misalnya, maka ini menandakan anak belum cukup siap untuk berangkat sekolah sendiri. Itu artinya, kita harus menunggu sampai ia siap.

Tips melatih anak pergi ke sekolah sendiri

Tentu pada awalnya kita perlu menemani anak pergi ke sekolah. Namun, kita juga perlu melatih keberanian dan kemandirian anak untuk berangkat sendiri ke sekolah. Pergi sendiri ke sekolah membutuhkan keterampilan dan ini perlu dilatih. Selama berlatih, ada beberapa hal yang perlu diajari pada anak, seperti:

  1. Memperhatikan rambu lalu lintas setiap hari ketika menyebrang jalan. Anak harus memahami peraturan bagi pejalan kaki, misalnya menyebrang saat rambu berwarna merah, jalan di atas trotoar, tidak bermain ponsel atau hal lainnya yuang mengganggu konsentrasi saat menyebrang.
  2. Tidak menyebrang di sembarang tempat atau bercanda dengan teman saat menyebrang. Jika perlu tunjukan tanda dengan tangan ketika menyebrang.
  3. Selalu menengok ke kanan dan kiri sebelum menyebrang jalan.
  4. Tidak menerima ajakan atau menerima benda apa pun dari orang yang tidak dikenal. Jika ada orang asing yang mencoba melakukan pendekatan fisik secara paksa, minta anak untuk berteriak minta tolong.
  5. Jika tersesat, ajari anak untuk bertanya pada orang lain di sekitarnya untuk menunjukkan arah yang tepat.
  6. Pilih rute jalan yang aman untuk dilalui. Jangan memilih jalan yang terlalu ramai kendaraan maupun terlalu sepi.
  7. Jika anak menggunakan sepeda ke sekolah, pastikan rem sepeda berfungsi dengan baik. Selain itu, siapkan juga perlengkapan bersepeda, seperti helm sepeda, kunci sepeda, atau bantalan lutut jika diperlukan.
  8. Jika anak harus naik transportasi umum, seperti angkutan, minta anak untuk duduk dengan tenang. Pastikan ia tahu angkutan mana yang harus dinaiki, bila perlu tanyakan lebih dulu pada sopir.
  9. Anak harus bisa menghafal alamat rumah dengan baik dan nomor telepon yang bisa dihubungi. Ini membantunya saat ia tersesat pulang ke rumah.