Pahami 12 Karakteristik Anak Generasi Alpha

Sebelum generasi alpha, baby boomer pertama kali adalah mereka yang lahir pada tahun 1940-an hingga 1960-an. Kemudian muncul generasi X atau gen X, yaitu orang yang lahir dari tahun 1960 hingga 1980.

Selanjutnya gen X digantikan oleh generasi milenial, yang lahir antara tahun 1981 hingga 1996. Sementara orang yang lahir antara tahun 1997-2009 disebut dengan generasi Z.

Sedangkan orang yang lahir antara tahun 2010 hingga 2025 mendatang disebut dengan generasi alpha, Bunda. Karena tahun generasi alpha berada dalam dekade berjalan, rentang usia mereka dari nol hingga 10 tahun.

Bagi Bunda yang melahirkan anak generasi alpha, penting lho untuk mengenalnya lebih jauh. Berikut beberapa karakteristik anak generasi alpha yang perlu Bunda ketahui agar lebih mudah memahaminya:

1. Paling terdidik

Meski sebagian besar dari anak generasi alpha ini masih dalam masa pertumbuhan, namun kelak mereka akan jadi generasi paling terdidik sepanjang sejarah berkat teknologi dan informasi instan yang tersedia.

Anak-anak ini akan akan tumbuh, dan belajar lebih banyak serta dalam tentang dunia daripada para pendahulunya, Bunda. Ini juga akan mengubah sifat pendidikan tinggi karena memberikan ekspektasi yang sangat berbeda pada institusi.

2. Paham teknologi

Orang tua dari anak generasi alpha mungkin lahir saat teknologi baru dimulai. Akan tetapi, para generasi alpha akan menjadi orang yang memiliki integrasi teknologi tanpa batas ke dalam setiap aspek kehidupannya, Bunda.

Faktanya, generasi alpha dan teknologi saling terkait, sehingga diperkirakan saat mereka berusia 8 tahun, keterampilannya terhadap teknologi akan melampaui orang tuanya.

3. Artificial Intelligence adalah realitas mereka

Bagi generasi ini, artificial intelligence (AI) mendominasi realitas mereka dan merupakan bagian alami dari kehidupan mereka. Ini juga menjadi faktor bagaimana mereka akan melihat dunia dengan banyaknya informasi yang disajikan.

4. Pembelajaran sangat personal

Generasi alpha terbiasa memiliki akses langsung ke informasi yang dibutuhkan, sehingga membuat metode pembelajaran lama menjadi hal yang kuno baginya. Anak-anak generasi ini pun akan belajar dengan kecepatan mereka sendiri, pengalaman belajar yang dipersonalisasi dan ditargetkan untuk mengimbangi kemampuannya.

Bersama dengan ruang kelas, modul, dan tutorial pembelajaran online akan memfasilitasi pendekatan mereka terhadap pendidikan.

5. Media sosial jadi mode interaksi sosial

Generasi alpha akan berinteraksi serta bersosialisasi secara dominan dengan teman dan rekannya melalui media sosial. Dengan media sosial, anak-anak ini akan selalu terhubung sepanjang hari, dan membawa serta kekhawatiran tentang privasi dan bullying di media online.

Penerimaan seorang anak untuk bersosialisasi pun dihitung dengan seberapa besar mereka disukai secara online, Bunda. Meskipun hal ini kini menjadi norma, anak generasi alpha perlu diajari tentang pentingnya interaksi dengan orang lain secara langsung dengan bertatap muka.

6. Tidak suka berbagi

Etnografi telah mengungkapkan bahwa generasi alpha tidak suka terlalu banyak berbagi. Ini berbeda dengan generasi sebelumnya yang lebih suka berbagi.

7. Tidak suka mengikuti aturan

Generasi alpha tidak dapat dibatasi oleh aturan seperti generasi sebelumnya, Bunda. Energi yang mereka miliki sulit ditahan karena dunia digital yang menghubungkan mereka dengan perspektif tak terbatas untuk membendung kebutuhan diri sendiri.

8. Tidak bisa diprediksi

Tidak seperti generasi sebelum yang dapat diprediksi, seseorang dari generasi sebelumnya yang menargetkan generasi alpha dalam beberapa urusan akan merasa jengkel karena anak generasi alpha dapat terus berubah dan tak bisa diprediksi.

Mereka juga cenderung lebih individualistis dan karenanya generasi alpha tidak termasuk dalam kategori orang yang dominan. Jadi, pada saat menemukan cara untuk memprediksinya, mereka bahkan dapat menunjukkan perilaku baru.

9. Masa kecil sangat berbeda

Tidak seperti orang tua generasi milenial yang menikmati waktu luang dengan mereka bermain di luar ruangan dan menghabiskan waktu tanpa melakukan apa-apa, anak generasi alpha berbeda. Mereka hidup di dunia dengan stimulasi kognitif yang konstan, sehingga anak generasi alpha membutuhkan lebih banyak struktur dalam hari-hari mereka agar tidak gelisah.

Selain itu, anak generasi alpha juga khawatir terhadap adanya tekanan dari teman sebayanya. Untuk itu, mereka berlomba agar bisa berprestasi di sekolah dan menginvestasikan waktu demi mengikuti kegiatan ekstrakurikuler agar berprestasi. Meskipun cara tersebut berhasil untuk beberapa dari mereka, namun tak jarang ada yang merasa stres dan cemas.

10. Pola makannya sangat berbeda

Karbohidrat, lemak, dan susu organik akan menjadi bagian besar dari apa yang mereka sukai untuk memenuhi membutuhkan energi. Kebanyakan dari generasi alpha kecanduan pasta, makaroni dan keju, dan banyak sereal lainnya yang mengandung lemak jenuh.

11. Mereka hidup saat ini

Kekhawatiran tentang kesulitan di masa depan hampir menghilang pada generasi ini, Bunda. Jadi, tren hidup saat ini populer dengan para generasi generasi alpha. Yang mana, anak-anak ini hanya mengkhawatirkan hidup yang dijalani hari ini.

12. Gayanya Funky

Anak generasi alpha lebih fokus pada gaya dan kenyamanan individu daripada norma sosial, sehingga mereka diperkirakan menjadi generasi yang paling suka pamer. Nama-nama anak generasi ini juga semakin multikultural dan benar-benar original.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.