Dampak Buruk  Balita Nonton Film Horor

Dampak Buruk Balita Nonton Film Horor

Ternyata adajuga balita yang suka menonton film horor. Menurut pakar psikoanalisis, fenomena balita suka menonton film horor sebenarnya tidak jauh berbeda dengan kesukaan sebagian orang pada sensasi menegangkan saat naik roller coaster atau bungee jumping. Meski masih bisa dibilang normal, kebiasaan balita menonton adegan menyeramkan tetap harus dibatasi dan diawasi.

Mengingat pola pikir dan kepribadiannya masih dalam tahap perkembangan awal, ada beberapa akibat balita menonton film horor yang tidak boleh disepelekan oleh orang tua. Apa saja, ya?

Gangguan Kecemasan

Walau tidak pernah terlihat ketakutan atau diganggu mimpi buruk, bukan berarti Si Kecil tidak dihinggapi rasa takut dan cemas lho. Hasil studi yang dilansir oleh jurnal Media Psychology mengungkap bahwa balita yang suka menonton film horor ternyata sering dihinggapi rasa takut kehilangan kendali, takut mati, dan perasaan seolah hidup di dunia lain.

Selain karena masih kesulitan membedakan antara fiksi dan kenyataan, hal ini juga disebabkan karena balita belum memiliki cukup pengalaman hidup untuk memahami dunia dalam film horor.

Gangguan Tidur

Kita biasanya jadi mudah merasa takut setelah menonton film horror. Bayangan benda atau hembusan angin dari jendela saja bisa membuat kita kesulitan memejamkan mata. Hal yang sama juga bisa dirasakan oleh balita yang suka menonton film horor, sehingga dia jadi sulit terlelap dan tidurnya tidak berkualitas dalam jangka panjang.

Padahal kurang tidur di usia balita dapat menimbulkan berbagai efek negatif, seperti mood swing, mudah stres, kesulitan belajar, resiko depresi, serta berbagai masalah kesehatan lainnya di masa depan.

Kecenderungan Sikap Agresif

Banyak hasil penelitian menunjukkan kalau terjadi peningkatan perilaku agresif sebagai akibat balita suka menonton film horor. Itulah kenapa Association for Youth, Children, and Natural Psychology menganjurkan orang tua untuk mendampingi dan memberikan pengertian akan konsekuensi dari perilaku agresif yang sering muncul dalam film horor.

Gangguan Empati

Yang tak disangka, kecenderungan sikap welas asih dan empati balita ternyata bisa terkikis bila terlalu sering menonton film horor. Menurut Dr. Brad Brushman dari University of Ohio, Moms perlu segera melakukan intervensi bila balita mulai tertawa ketika ada orang yang ketakutan atau malah cuek saat melihat orang mengalami kesulitan.

Film horor memang sebaiknya tidak ditonton oleh anak berusia di bawah 10 tahun, karena kapasitas mental dan kemampuan kognitifnya belum mencukupi. Itulah kenapa orang tua tetap perlu memegang kendali atas tayangan dan hiburan buah hatinya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.