Di balik kepolosan dan keluguannya, anak punya cara-cara kreatif yang seringkali tak terbayangkan oleh orangtua. Ada sisi kreatif yang positif, tetapi juga ada sisi kreatif yang negatif. Salah satunya adalah kecerdikan anak untuk menghindar dari kegiatan yang tak disukainya dengan berpura-pura sakit.
Problem ini bukanlah hal yang baru. Trik ini bahkan sudah dilakukan anak-anak di zaman lampau. Meski hal ini lumrah terjadi, tetapi jika sering dilakukan tentu saja akan membawa dampak bagi perkembangan psikologis anak. Di sisi lain, jika anak sering berbohong soal kondisi kesehatannya, orangtua tidak bisa benar-benar mengetahui jikalau anak memang sedang sakit.
Jangan sampai kebiasaan berbohong ini terus dipelihara. Berikut ini cara mengatasi perilaku anak yang gemar pura-pura sakit
- Malingering, si Gangguan Buatan
Malingering adalah seseorang yang dengan sengaja mengaku sakit meski ia sebenarnya dalam keadaan sehat. Anak pelaku malingering biasanya sadar dengan apa yang dilakukan. Mereka memiliki sejumlah alasan untuk melakukan tindakan ini, misalnya agar terbebas dari tugas atau pergi ke sekolah.
Sedangkan gangguan buatan atau factitious disorder merupakan gangguan kejiwaan yang sering dilakukan pasien palsu di rumah sakit yang sering berpura-pura sakit atau melebih-lebihkan kondisinya untuk mendapatkan perhatian medis.
Jika dibandingkan dengan malingering, gangguan buatan jarang terjadi pada anak-anak. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan hal ini terjadi di usia dewasa jika mereka terbiasa menjadi pelaku malingering.
- Penyebab Anak Berpura-pura Sakit
Biasanya tindakan pura-pura sakit ini dilakukan untuk menghindari pergi ke sekolah. Penyebabnya antara lain kecemasan, merasa diintimidasi di sekolah, atau juga saat merasa tidak mampu menangkap pelajaran di sekolah.
Karena itu, ketimbang memarahi anak, yang lebih penting bagi orangtua adalah menggali faktor penyebabnya. Tujuannya untuk mengatasi perilaku berpura-pura ini dan juga mengatasi trauma anak.
Meski demikian, banyak kasus di mana anak berpura-pura sakit bukan karena ada masalah serius yang dihadapinya, melainkan hanya berusaha mencari perhatian orangtuanya saja.
- Cara Menghadapi Anak yang Suka Berpura-pura Sakit
Meski mungkin tak tega untuk melakukannya, tetapi mengabaikan situasi ini adalah salah satu cara yang dapat Mama lakukan saat anak berpura-pura sakit. Hindari memberikan perhatian berlebihan. Perhatian berlebihan akan semakin mendorong anak mengulangi perilaku yang sama di kemudian hari.
Tetaplah ajak anak beraktivitas dan melanjutkan pekerjaan rumahnya, meskipun ia dalam kondisi “sakit”. Lama-kelamaan anak akan mulai bosan berpura-pura.
Saat anak terlalu sering berpura-pura sakit setiap kali akan melakukan aktivitas tertentu, berarti ada masalah serius yang benar-benar tak mampu dihadapi sendiri oleh anak. Sebelum mengajaknya berkonsultasi pada dokter, ada baiknya Mama mengajak anak berbicara terlebih dahulu untuk memastikan penyebabnya.
Jika kepura-puraan ini terjadi setiap kali si Anak akan berangkat ke sekolah, Mama dapat menemui guru di sekolah untuk mengetahui apakah ada masalah di sekolah yang menjadi alasan anak berperilaku demikian. Mungkinkah masalah kecemasan, trauma dengan orang-orang tertentu di sekolah atau ketidakmampuan anak menangkap pelajaran.
Berpura-pura sakit mungkin pernah dilakukan oleh setiap orang, termasuk kita sendiri. Namun, jika terus-menerus terjadi dan telah menjadi kebiasaan, tentu saja harus dicari akar permasalahannya agar perilaku ini tidak menjadi kebiasaan anak hingga dewasa nanti. Jika hal ini terlalu sering terjadi, Mama dapat mengajak anak berkonsultasi pada ahli untuk menghadapi perilaku ini.